SEJARAH ILMU TELEKOMUNIKASI
Pada zaman dahulu, sejarah ilmu telekomunikasi dilakukan menggunakan media yang sangat sederhana. Drum digunakan oleh masyarakat asli Afrika, New Guinea dan Amerika Selatan. Di Cina, masyarakat menggunakan "Tamtam", suatu lempengan logam besar berbentuk bundar yang digantungkan secara bebas sehingga bila dipukul akan menimbulkan bunyi keras yang dapat terdengar sampai jarak yang jauh.
Pada abad ke-5 sebelum Masehi, kerajaan Yunani kuno dan Romawi menggunakan api untuk berkomunikasi dari gunung ke gunung atau menara ke menara. Telekomunikasi dilakukan oleh prajurit khusus dengan saling memahami kode berupa jumlah nyala api. Telekomunikasi ini digunakan saat perang dan hanya efektif pada malam hari
Pada abad ke-2 sesudah Masehi bangsa Romawi menggunakan asap sebagai media telekomunikasi. Mereka membangun jaringan telekomunikasi yang terdiri dari ratusan menara hingga mencapai 4500 kilometer. Setiap menara bisa mengeluarkan asap yang dapat dilihat oleh menara lain yang berada di dekatnya. Sistem telekomunikasi ini digunakan untuk menyampaikan pesan-pesan militer dalam menjalankan pemerintahan atas daerah jajahan yang semakin luas.
Pada abad ke-4 sesudah Masehi, Aeneas the Tactician mengusulkan sistem telekomunikasi menggunakan air yang disebut hydro-optical telegraph. Sistem telekomunikasi ini memanfaatkan ketinggian air sebagai kode-kode dalam berkomunikasi. Sistem ini bisa mengirimkan pesan dengan sangat cepat dari satu tempat ke tempat lain.
Pada masa Revolusi Perancis, Claude Chappe menemukan alat telekomunikasi yang disebut mechanical-optical telegraph atau sering disebut semaphore. Alat tersebut berupa suatu batang yang dapat digerakkan menggunakan tali sehingga bisa membentuk berbagai simbol/huruf yang jumlahnya mencapai 196 (huruf besar, kecil, tanda baca dan angka). Alat tersebut dipasang di atas atap gedung sehingga bisa terlihat dari jarak jauh. Jaringan telegraph menggunakan alat tersebut dioperasikan pada tahun
1794 ketika tentara sukarela mempertahankan Perancis dari serangan Austria dan penjajah lainnya. Jaringan tersebut terdiri dari 22 stasiun dengan jangkauan 240 kilometer. Pengiriman pesan sejauh itu hanya membutuhkan waktu 2 sampai 6 menit
Sepuluh tahun kemudian (1876), telepon konvensional ditemukan oleh pemuda berusia 29 tahun bernama Alexander Graham Bell dan asistennya, Thomas Watson (22 tahun). Pada masa itu, telepon merupakan penemuan sangat penting karena bisa mengirimkan pesan suara melalui jaringan kabel. Hal ini membuat telekomunikasi semakin alami, sangat cepat dan bisa dilakukan siapa saja. Suara Graham Bell yang mengucapkan kalimat "Mr. Watson, come here, I want you!" adalah suara pertama yang berhasil dikirimkan melalui kabel pada tanggal 10 Maret 1876 . Telepon komersial mulai dijalankan pada tahun 1878 di New Haven, Connecticut. Enam tahun kemudian, jaringan telepon sudah menjangkau Boston, Massachusetts dan New York City.
Telekomunikasi Berbasis Komputer
Sejak ditemukannya komputer elektronik pada dekade 1930-an, perkembangan telekomunikasi menjadi sangat cepat. Berbagai usaha dilakukan untuk mengirimkan data dari satu komputer ke komputer lainnya. Pada tanggal 11 September 1940, George Stibitz berhasil mengirimkan masalah-masalah komputasi menggunakan teletype ke Complex Number Calculator di New York dan menerima hasil komputasinya di Dartmouth College, New Hampshire. Konfigurasi komputer terpusat ini tetap populer sampai era 1950-an. Pada decade 1960-an, para peneliti mulai melakukan penelitian tentang packet switching yang memungkinkan data-data dikirim ke komputer-komputer lain tanpa melalui mainframe yang terpusat. Pada tanggal 5 Desember 1969, para peneliti berhasil membuat suatu jaringan 4-node antara the University of California (Los Angeles), the Stanford Research Institute, the University of Utah dan the University of California (Santa Barbara). Jaringan komputer ini selanjutnya menjadi ARPANET, yang pada tahun 1981 sudah berisi 213 node. Pada bulan Juni 1973, suatu node dari luar Amerika ditambahkan ke dalam jaringan komputer tersebut. Selanjutnya ARPANET bergabung dengan jaringan- jaringan komputer lainnya sehingga membentuk Internet. Pada bulan Agustus 1982, protokol electronic mail (e-mail) yang dikenal dengan SMTP mulai diperkenalkan. Pada bulan Mei 1996, HTTP/1.0 atau protokol yang memungkinkan hyperlinked Internet berhasil diimplementasikan. Kedua protokol inilah yang membuat telekomunikasi berbasis komputer menjadi sangat populer.
Telekomunikasi Masa Depan
Para ahli, secara personal maupun institusi, mencoba menggambarkan kondisi telekomunikasi masa depan dengan beragam sudut pandang, pendekatan dan istilah. Ray Kurzweil adalah salah satu ahli yang mencoba memberikan gambaran telekomunikasi masa depan. Dalam bukunya yang berjudul “The age of Spiritual Machines: When Computers Exceed Human Intelligence”, Kurzweil memprediksi bahwa pada tahun 2009 sebuah PC seharga US$ 1000 akan dapat melakukan sekitar satu triliun kalkulasi per detik. Komputer akan menjadi sangat kecil, menempel pada pakaian dan perhiasan. Sebagian besar transaksi bisnis rutin berada di antara manusia dan personalitas virtual. Telepon dengan terjemahannya (translating telephone), pemanggil dan yang dipanggil bisa menggunakan dua bahasa berbeda, akan digunakan secara luas di masyarakat. Pada tahun 2019, sebuah PC seharga US$ 1000 akan setara dengan kemampuan komputasional otak manusia. Komputer semakin mudah dioperasikan, tidak terlihat dan menempel dimana saja. Virtual reality sudah dalam tiga dimensi. Sebagian besar interaksi dengan komputer sudah melalui isyarat tubuh (gesture) dan komunikasi ucapan bahasa alami dua arah. Lingkungan realistis yang mencakup segala hal (audio, visual, dan fisik) membuat manusia mampu melakukan sesuatu secara virtual dengan manusia lain, meskipun ada batasan secara fisik. Manusia mulai memiliki hubungan dengan personalitas otomatis, seperti teman dan guru.
Speech technology
Pada masa permulaan, telekomunikasi dilakukan menggunakan media dan teknologi yang sangat sederhana. Telekomunikasi saat itu sangatlah sulit sehingga hanya bisa dilakukan oleh kalangan tertentu (kebanyakan militer), membutuhkan waktu yang lama, biaya sangat mahal, jangkauan yang relatif pendek (belum bisa antar daratan yang terpisah lautan) dan tidak alami (karena hanya mengandalkan pandangan mata manusia). Pada masa telekomunikasi elektrik, media dan teknologi semakin modern. Telekomunikasi menjadi sangat mudah (bisa dilakukan siapa saja), cepat (real time), lebih murah, jangkauan yang sangat luas sehingga bisa dilakukan antar daratan yang terpisah lautan. Pada masa telekomunikasi berbasis komputer, teknologi yang digunakan semakin canggih sehingga jauh lebih mudah, cepat, dan menjangkau seluruh pelosok dunia. Telekomunikasi sudah bisa menghilangkan batasan lokasi sehigga dunia terasa semakin sempit. Seorang yang tinggal di Finlandia bisa berkomunikasi dengan orang lain yang hidup di Jepang.
Tetapi, masih ada dua tantangan besar yang harus dihadapi, yakni bahasa dan biaya. Terdapat sekitar 6500 bahasa yang digunakan manusia di seluruh dunia. Apalah artinya teknologi telekomuniasi modern yang menjangkau seluruh dunia jika tidak semua orang mampu menguasai bahasa yang sama (meskipun bahasa Inggris sudah dianggap bahasa internasional). Bagi masyarakat di negara sedang berkembang, biaya komunikasi antar negara masih terasa mahal. Oleh karena itu, para ahli terus berusaha mengembangkan teknologi telekomunikasi yang bisa menjawab kedua tantangan tersebut. Sudah sejak lama para pakar mengembangkan speech technology untuk keperluan tersebut. Speech technology meliputi automatic speech recognition atau speech to text (mengenali apa yang diucapkan manusia atau mengubah suara menjadi teks), speaker recognition (mengenali siapa yang berbicara), speech synthesis atau text to speech (mengubah teks menjadi suara), dan bagaimana cara pengucapannya (mengenali intonasi dan emosi pembicara). Hingga saat ini sudah banyak teori, software maupun hardware berbasis speech technology yang dihasilkan oleh para ahli secara personal maupun melalui lembaga riset.
Satu hasil yang sangat penting adalah Speech to Speech Machine Translation (S2SMT) yang merupakan istilah umum yang digunakan untuk sistem translating telephone. Ide dasar S2SMT adalah mengenali suara manusia (apa yang diucapkan) menggunakan automatic speech recognition (ASR) sehingga suara manusia bisa diubah menjadi teks, menerjemahkan teks yang dihasilkan ke dalam bahasa lain yang diinginkan menggunakan Machine Translation, dan mengubah teks hasil terjemahan tersebut menjadi suara menggunakan text to speech.
Riset dan pembangunan S2SMT membutuhkan waktu lama dan biaya sangat besar. Suatu institusi riset seperti Advanced Telecommunication Research (ATR) yang berlokasi di Kyoto Jepang membutuhkan waktu lebih dari 20 tahun dan biaya milyaran dolar Amerika untuk melakukan riset dan membangun S2SMT yang diberi nama MATRIX. Saat ini MATRIX sudah bisa mengakomodasi 30.000 kata untuk penerjemahan bahasa Inggris-Jepang. Contoh lainnya adalah Verbmobil yang dibangun di Jerman. Verbmobil mampu menerjemahkan bahasa Inggris-Jerman dengan akurasi yang baik meskipun di lingkungan yang bising (seperti di bandara). Verbmobil juga dilengkapi dengan sistem pengambilan kesimpulan dari dialog yang dilakukan. AT&T juga berhasil mengembangkan S2SMT untuk Call Center yang mampu menangani penerjemahan bahasa Inggris-Spanyol dan Inggris-Jepang.