Ciri-ciri alay menurut oktomagazine.com
Remaja dengan karakter yang bisa dibilang Alay seakan makin menjamur di Indonesia. Perilaku, gaya dan bahasanya yang unik acapkali menjadi hiburan tersendiri bagi masyarakat. Apakah ini termasuk potret remaja Indonesia masa kini? Entahlah. Tetapi menurut kacamata komunitas alay, seperti yang dirangkum dari berbagai sumber, apa yang mereka tampilkan adalah sebuah simbol atau ciri khas mereka, tanpa embel-embel tren di belakangnya.
Apa saja yang menjadi simbol atau ciri khas Alay? Simak pemaparannya berikut ini,
Penampilan
Alay biasanya memiliki gaya yang khas dalam setiap penampilannya. Laki-laki alay senang bergaya seperti anak band Emo atau Harajuku, namun dengan paduan yang sedikit berlebihan. Sedangkan perempuan alay lebih normal, tapi tak jarang ada juga yang bergaya serupa.
Untuk rambut, mereka umumnya memilih model ‘polem’ atau poni lempar, gaya rambut berponi yang panjang dan menutupi sebagian wajah. Ada pula gaya rambut ‘klimis’ dan tidak jarang pula dicat warna-warni yang cukup menyilaukan mata. Sedangkan busana, mereka sedikit berlebihan alias tidak matching, yang seringkali dipadu-padankan dengan celana hipster atau celana gombrong dengan boxer yang sengaja diperlihatkan.
Pose foto
Alay juga punya pose andalan yang menjadi ciri khas mereka saat berfoto, yaitu posisi kamera yang sedikit melewati atas kepala, kemudian mereka pun melirik ke atas ke arah kamera. Selain itu, pose dengan me-‘monyong’-kan bibir, menjulurkan lidah, memegang kepala, poni, atau memainkan rambut yang tergerai panjang, dan membuat gaya ‘V’ dengan jarinya sambil mengerlipkan satu mata, juga menjadi gaya foto favorit mereka.
Para remaja ini juga tak segan berfoto untuk mengabdikan setiap momen di mana saja, bahkan cermin toilet umum sekalipun.
Tata bahasa dan penulisan
Alay mungkin terkesan kreatif, namun lebih cenderung merusak tatanan bahasa Indonesia. Mereka punya gaya penulisan dan bahasanya sendiri. Untuk gaya penulisan, biasanya Alay menggunakan huruf besar-huruf kecil dalam satu kata dan menggantikan beberapa huruf dengan angka atau tanda baca, seperti misalnya, “Lam kNaL, qMuh 9i3 pHa?”.
Tak hanya itu, entah dari mana asal mulanya, setiap kata yang akhiran ‘S’ diganti dengan ‘Z’. Misalnya, “Ngan lup4 di blz Yu44ch”. Mengenai cara mengucapkannya, mereka juga menggunakan aksen tertentu atau terkesan seperti anak kecil, misalnya, cemungudh (semangat), qmuh (kamu), akooh (aku), ciyus (serius), miapah (demi apa?) dan masih banyak lagi lainnya.
Apakah Anda juga memiliki ciri-ciri di atas?
(triq@oktomagazine.com)
Remaja dengan karakter yang bisa dibilang Alay seakan makin menjamur di Indonesia. Perilaku, gaya dan bahasanya yang unik acapkali menjadi hiburan tersendiri bagi masyarakat. Apakah ini termasuk potret remaja Indonesia masa kini? Entahlah. Tetapi menurut kacamata komunitas alay, seperti yang dirangkum dari berbagai sumber, apa yang mereka tampilkan adalah sebuah simbol atau ciri khas mereka, tanpa embel-embel tren di belakangnya.
Apa saja yang menjadi simbol atau ciri khas Alay? Simak pemaparannya berikut ini,
Penampilan
Alay biasanya memiliki gaya yang khas dalam setiap penampilannya. Laki-laki alay senang bergaya seperti anak band Emo atau Harajuku, namun dengan paduan yang sedikit berlebihan. Sedangkan perempuan alay lebih normal, tapi tak jarang ada juga yang bergaya serupa.
Untuk rambut, mereka umumnya memilih model ‘polem’ atau poni lempar, gaya rambut berponi yang panjang dan menutupi sebagian wajah. Ada pula gaya rambut ‘klimis’ dan tidak jarang pula dicat warna-warni yang cukup menyilaukan mata. Sedangkan busana, mereka sedikit berlebihan alias tidak matching, yang seringkali dipadu-padankan dengan celana hipster atau celana gombrong dengan boxer yang sengaja diperlihatkan.
Pose foto
Alay juga punya pose andalan yang menjadi ciri khas mereka saat berfoto, yaitu posisi kamera yang sedikit melewati atas kepala, kemudian mereka pun melirik ke atas ke arah kamera. Selain itu, pose dengan me-‘monyong’-kan bibir, menjulurkan lidah, memegang kepala, poni, atau memainkan rambut yang tergerai panjang, dan membuat gaya ‘V’ dengan jarinya sambil mengerlipkan satu mata, juga menjadi gaya foto favorit mereka.
Para remaja ini juga tak segan berfoto untuk mengabdikan setiap momen di mana saja, bahkan cermin toilet umum sekalipun.
Tata bahasa dan penulisan
Alay mungkin terkesan kreatif, namun lebih cenderung merusak tatanan bahasa Indonesia. Mereka punya gaya penulisan dan bahasanya sendiri. Untuk gaya penulisan, biasanya Alay menggunakan huruf besar-huruf kecil dalam satu kata dan menggantikan beberapa huruf dengan angka atau tanda baca, seperti misalnya, “Lam kNaL, qMuh 9i3 pHa?”.
Tak hanya itu, entah dari mana asal mulanya, setiap kata yang akhiran ‘S’ diganti dengan ‘Z’. Misalnya, “Ngan lup4 di blz Yu44ch”. Mengenai cara mengucapkannya, mereka juga menggunakan aksen tertentu atau terkesan seperti anak kecil, misalnya, cemungudh (semangat), qmuh (kamu), akooh (aku), ciyus (serius), miapah (demi apa?) dan masih banyak lagi lainnya.
Apakah Anda juga memiliki ciri-ciri di atas?
(triq@oktomagazine.com)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar